Caribatubara's Blog

Just another WordPress.com weblog

KP Batubara di Riau

leave a comment »

Penawaran KP batubara di Riau,

Nama Perusahaan : PT. Sungai Pahang
Lokasi : Batang Gangsal
Kabupaten : indragiri Hulu
Propinsi : Riau
Luas : 2000 Ha

Written by caribatubara

March 20, 2009 at 03:43

Posted in KP Ditawarkan

PTBA Siapkan Pembangunan Lima Jalur KA

leave a comment »

19 Maret 2009 | 21:32 WIB Abraham Lagaligo abraham@majalahtambang.com Jakarta – TAMBANG.

Produsen batubara terbesar ke-5 di Indonesia, PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA), berkomitmen untuk mendukung sektor kelistrikan nasional. Namun hal itu terkendala masih minimnya infrastruktur pengangkutan dari site menuju pelabuhan. Mengatasi kendala itu, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan ini, menyiapkan pembangunan lima jalur kereta api (KA), yang bakal mentransportasikan 130 juta ton batubara per tahun. Hal ini diungkapkan Direktur Operasional PTBA, Milawarman, saat presentasi pada hari ke-2 “Conference & Workshop Indonesian Coal 2009”, yang diselenggarakan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), di Hotel Gran Melia Jakarta, Kamis, 19 Maret 2009. Menurutnya, rencana produksi batubara PTBA tahun 2009 ialah sebesar 225 juta ton. Dari keseluruhan jumlah itu, 75 juta ton diantaranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik (dalam negeri), dan 150 juta ton diekspor. Jatah domestik itu sebagian besar untuk mendukung sektor kelistrikan nasional, yakni sebagai bahan bakar PLTU sebesar 61,7 juta ton per tahun. “Namun jatah yang besar untuk sektor kelistrikan ini, distribusinya masih terhambat oleh minimnya infrastruktur transportasi,” ujar Milawarman. Maka dari itu, sejak awal 2009 PTBA telah menyiapkan pembangunan lima jalur KA batubara, yang akan mampu mentransportasikan sekitar 130 juta ton batubara per tahun. Lima jalur KA yang sedang disiapkan adalah, peningkatan jalur KA (existing) Tanjung Enim (TE) – Lampung (berkapasitas 20 juta ton/tahun), pembangunan jalur KA TE – Lampung (berkapasitas 20 juta ton/tahun), pembangunan jalur KA TE – Tanjung Api-Api (berkapasitas 50 juta ton/tahun), pembangunan jalur KA TE – Bengkulu Pulau Baai (berkapasitas 20 juta ton/tahun), dan pembangunan jalur KA TE – Bengkulu Linau (berkapasitas 20 juta ton/tahun). Selain itu, untuk mendukung sektor kelistrikan nasional, PTBA juga merencanakan pembangunan PLTU mulut tambang. Lima lokasi baru PLTU mulut tambang yang sudah disiapkan itu adalah, PLTU Banko Tengah (4 x 600 MW) di Tanjung Enim, PLTU Banjarsari (2 x 100 MW) di Tanjung Enim, PLTU Tanjung Enim (3 x 10 MW) di Tanjung Enim, PLTU Peranap (2 x 10 MW) di Peranap Riau, dan PLTU Tarahan ( 2x 8 MW) di Lampung.

Written by caribatubara

March 20, 2009 at 03:21

Posted in Uncategorized

Sejarah Batubara

with one comment

Periode Pembatubaraan
Periode Pembatubaraan Pertama (Anthracolithicum)
• Dari Zaman Karbon Bawah sampai Zaman Permian.
• Merupakan pembentukan batubara maha hebat (khususnya Zaman Karbon).
• Sebagian besar terjadi pada belahan bumi bagian utara.
• Contoh: Amerika Utara dan Eropa (kedalaman 3 mil dan membentang dari Scotlandia sampai Silesia (Polandia)).
Periode Pembatubaraan Kedua:
• Dari Zaman Cretacius Bawah sampai Zaman Tersier.
• Hampir seluruh Lignit dan Brown Coal terbentuk pada periode ini, kecuali batubara di Cekungan Moscow berasal dari Zaman Karbon Bawah.
• Selanjutnya seluruh endapan gambut diasumsikan terjadi pada Zaman Kuarter.
Distribusi Endapan Batubara di Dunia:
• USA
• Inggris
• Jerman
• Rusia
• China
• Jepang
• Australia
• Afrika Selatan
• Kanada
• India
Beberapa Pertanyaan
• Mengapa hanya pada periode tertentu saja batubara terbentuk?
• Mengapa hanya pada tempat tertentu saja?
• Bagaimana batubara yang berjauhan bisa dikorelasikan dan yang berdekatan tidak bisa?
Dijawab dengan:
• Evolusi tumbuhan
• Apungan benua, pemekaran lantai samudera, tektonik lempeng

Written by caribatubara

February 26, 2009 at 00:01

Geologi Batubara Indonesia

leave a comment »

Cekungan Batubara
Indonesia Barat
Lempeng India Australia bergerak ke utara menumbuk Lempeng Eurasia
Terbentuk Cekungan Tersier:
• Paleogen : Intramontana Basin, Continental Margin
• Neogen : Foreland/Backdeep, Interdeep, Delta
Cekungan yang penting untuk batubara:
• Laeogen Intercontinental Basin
• Neogen Foreland Basin?Backdeep
• Neogen Delta Basin
Batubara Paleogen terendapkan sebelum Transgresi dan Batubara Neogen terendapkan sesudah Regresi
Intramontana dan Foreland Basin berkembang di Sumatera, Kalimantan dan Jawa (yang di Jawa relatif kecil).
Delta terbentuk di Kaltim akibat Spreading Centre selat Makasar.
Di Jawa terjadi sedimentasi teristrial hanya di bagian barat saja (Pra Transgresi). Di bagian tengah dan timur sedimen marine langsung terendapkan di ayas batuan dasar pra-tersier.
Di Kalimantan Bagian Tenggara ada ckungan intermontana dengan sedimen darat.
Endapan Batubara paleogen yang terpeting
o Ombilin (Sumbar)
o Bayah (Jabar)
o Pasir ( Kalimanatan Bagian Tenggara)
o Pulau Sebuku (Kalimantan)
o Melawai (Kal-Bar)
o Sul-Sel
Cirinya:
o Penyebaran terbatas (oleh graben)
o Pengendapan bersamaan dengan aktivitas tektonik
o Ketebalan bervariasi dan banyak lapisan
o Selalu berkaitan dengan busur vulkanik
o Hampir semua Autochton
Secara umum terjadi sedimentasi Neogen hanya pada Beckdeep. Siklus regresi berawal pada Miosen tengah, sedimentasi berubah dari laut dalam, laut dangkal, paludal, delta, kontinental. Sedimentasi berakhir pada Plio-Pleistosen. Dalam siklus regresi ini juga terjadi pengendapan batubara yang penyebarannya relatif luas.
Di cekungan Barito regresi sangat intensif (Warukin dan Dahor Formation) yang terendapkan langsing di atas Karbonat pada phase transgresi (Berai formation).
Pengendapan batubara pada cekungan Delta berbeda dengan pengendapan pada masa regresi di Sumatera. Cekungan Delta di Kaltim (Kutai dan Tarakan) Pengendapan langsung terjadi di atas Transgresi Eosin (karena perkembangan Delta)
Batubara Mahakam terendapkan pada:
o Formasi Paluan dan Formasi Pulubalang (miosein Awal)
o Formasi Balikpapan dan Kampung Baru (Miosin Pliosen)

Sejarah Batubara

Periode Pembatubaraan
Periode Pembatubaraan Pertama (Anthracolithicum)
• Dari Zaman Karbon Bawah sampai Zaman Permian.
• Merupakan pembentukan batubara maha hebat (khususnya Zaman Karbon).
• Sebagian besar terjadi pada belahan bumi bagian utara.
• Contoh: Amerika Utara dan Eropa (kedalaman 3 mil dan membentang dari Scotlandia sampai Silesia (Polandia)).
Periode Pembatubaraan Kedua:
• Dari Zaman Cretacius Bawah sampai Zaman Tersier.
• Hampir seluruh Lignit dan Brown Coal terbentuk pada periode ini, kecuali batubara di Cekungan Moscow berasal dari Zaman Karbon Bawah.
• Selanjutnya seluruh endapan gambut diasumsikan terjadi pada Zaman Kuarter.
Distribusi Endapan Batubara di Dunia:
• USA
• Inggris
• Jerman
• Rusia
• China
• Jepang
• Australia
• Afrika Selatan
• Kanada
• India
Beberapa Pertanyaan
• Mengapa hanya pada periode tertentu saja batubara terbentuk?
• Mengapa hanya pada tempat tertentu saja?
• Bagaimana batubara yang berjauhan bisa dikorelasikan dan yang berdekatan tidak bisa?
Dijawab dengan:
• Evolusi tumbuhan
• Apungan benua, pemekaran lantai samudera, tektonik lempeng

Written by caribatubara

February 26, 2009 at 00:00

Indonesias South Sumatra Plans 1 Bln Coal Railway Project

leave a comment »

Indonesia’s South Sumatra province plans to invest 11 trillion rupiah ($1 billion) in new railroads so that its huge coal reserves can be moved from the mines to the ports more efficiently, the governor said on Thursday.

South Sumatra has 47 billion tonnes of coal resources, or half of Indonesia’s total of 93.4 billion, according to data from the energy and mines ministry, but its coal production averages just 12 million tonnes a year due to poor transportation. Kalimantan island accounts for most of the other coal produced.

The governor, Alex Noerdin, said he plans to build 270 kilometres (168 miles) of railway in the province, which will have the capacity to transport 50 million tonnes of coal mined in the province each year.

“We want to catch up with Kalimantan. Coal production depends on the availability of transportation,” Noerdin told reporters after meeting with Vice President Jusuf Kalla in Jakarta.

“We will hold a tender for the project this year but we have received interest from investors,” he said, adding that the project could be completed within three to four years.

State coal miner PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA.JK), which has coal mines in South Sumatra, is one of the firms that could benefit from the project.

Bukit Asam’s customers include the state electricity firm, but poor infrastructure in the area has affected its deliveries, leading to blackouts.

Bukit Asam has already said it would form a joint venture with state train operator PT Kereta Api Indonesia to upgrade an existing railway linking its coal mines to a port on the southern tip of Sumatra — a project estimated to be worth $1.8 billion.

But it will also be able to use the new railroad to deliver 20 million tonnes of coal a year to a port on the southeast side of Sumatra, once the new railroad has been completed, said Sukrisno, the firm’s president director.

Indonesia’s total coal output may be unchanged in 2009 from last year, at 225 million tonnes, the energy and mines ministry has said.

Written by caribatubara

February 25, 2009 at 23:59

Jakarta, apbi-icma – Pemrosesan batu bara menjadi gas atau gasifikasi

leave a comment »

Jakarta, apbi-icma – Pemrosesan batu bara menjadi gas atau gasifikasi mulai dilirik untuk mendukung penyediaan bahan baku pupuk kimia agar menunjang intensifikasi pertanian. Teknologi gasifikasi batu bara sebetulnya juga menunjang produksi batu bara cair sebagai substitusi bahan bakar minyak, tetapi sampai saat ini pemerintah belum membuat kebijakan untuk penerapannya.

”Kajian gasifikasi batu bara sudah dilaksanakan dan selanjutnya untuk proses industrialisasinya diserahkan ke departemen lain,” kata Dirjen Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Legowo, Jumat (9/1) di Jakarta.

Secara terpisah, Direktur Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan, teknologi gasifikasi dan pencairan batu bara hingga saat ini sudah dikuasai. Namun, untuk penerapannya mempersyaratkan empat hal yang harus diupayakan pemerintah. Keempat hal itu meliputi kebijakan pemerintah agar mampu menekan harga batu bara untuk pasar domestik, menciptakan jaminan pasar, insentif pajak, dan penyediaan deposit batu bara.

Menurut Unggul, pemerintah dapat mengikuti kebijakan yang sudah ditempuh Pemerintah Afrika Selatan yang sudah memproduksi batu bara cair dan secara efektif menggunakan batu bara di mulut tambang untuk pembangkit listrik.

Menekan harga batu bara domestik, menurut Unggul, dapat dilakukan dengan memilah batu bara dengan kualitas rendah dan tinggi. Harga batu bara kualitas tinggi bisa mengikuti harga pasar internasional dan ditujukan untuk ekspor, sedangkan batu bara kualitas rendah untuk domestik harus ditekan harganya.

Soal jaminan pasar, menurut Unggul, dapat diwujudkan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan listrik dan substitusi BBM. Pemerintah perlu mendorong pengusaha tambang sekaligus menjadi pemilik usaha pembangkit listrik dengan bahan baku hasil tambangnya.

Syarat minimal deposit batu bara untuk pencairan minimal 200 juta ton. Saat ini diketahui deposit batu bara sedikitnya 7 miliar ton.

”Naik turunnya harga minyak bumi internasional saat ini juga menyebabkan pemerintah maju mundur untuk industri pencairan gas,” kata Unggul.

Sumber: Kompas, Monday, 12 January 2009 3:40 PM

Written by caribatubara

February 25, 2009 at 14:54

Hello world!

leave a comment »

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Written by caribatubara

February 24, 2009 at 16:10

Posted in Uncategorized