Caribatubara's Blog

Just another WordPress.com weblog

Archive for the ‘Teknologi Pemanfaatan Batubara’ Category

Batubara Menjadi Listrik

leave a comment »

Hingga saat ini sebagian besar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dibangun jauh dari lokasi tambang batubara, yang menjadi bahan bakarnya. PLN beralasan membangun transmisi line lebih mahal ketimbang biaya pengangkutan batubara. Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), A Teras Narang mengkritik hal tersebut dan menyatakan PLTU mulut tambang adalah yang paling efisien. Dia mendukung bahwa perlu dikembangkan wacana, lebih baik mengekspor atau menjual listrik, ketimbang mengekspor batubara. Karena dengan mengekspor listrik, tentunya kebutuhan listrik dalam negeri sudah lebih dulu dipenuhi. Tapi kalau mengekspor batubara, yang terjadi saat ini PLTU di dalam negeri sering tidak mendapat pasokan batubara yang cukup……

Written by caribatubara

October 25, 2009 at 18:30

Indonesias South Sumatra Plans 1 Bln Coal Railway Project

leave a comment »

Indonesia’s South Sumatra province plans to invest 11 trillion rupiah ($1 billion) in new railroads so that its huge coal reserves can be moved from the mines to the ports more efficiently, the governor said on Thursday.

South Sumatra has 47 billion tonnes of coal resources, or half of Indonesia’s total of 93.4 billion, according to data from the energy and mines ministry, but its coal production averages just 12 million tonnes a year due to poor transportation. Kalimantan island accounts for most of the other coal produced.

The governor, Alex Noerdin, said he plans to build 270 kilometres (168 miles) of railway in the province, which will have the capacity to transport 50 million tonnes of coal mined in the province each year.

“We want to catch up with Kalimantan. Coal production depends on the availability of transportation,” Noerdin told reporters after meeting with Vice President Jusuf Kalla in Jakarta.

“We will hold a tender for the project this year but we have received interest from investors,” he said, adding that the project could be completed within three to four years.

State coal miner PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA.JK), which has coal mines in South Sumatra, is one of the firms that could benefit from the project.

Bukit Asam’s customers include the state electricity firm, but poor infrastructure in the area has affected its deliveries, leading to blackouts.

Bukit Asam has already said it would form a joint venture with state train operator PT Kereta Api Indonesia to upgrade an existing railway linking its coal mines to a port on the southern tip of Sumatra — a project estimated to be worth $1.8 billion.

But it will also be able to use the new railroad to deliver 20 million tonnes of coal a year to a port on the southeast side of Sumatra, once the new railroad has been completed, said Sukrisno, the firm’s president director.

Indonesia’s total coal output may be unchanged in 2009 from last year, at 225 million tonnes, the energy and mines ministry has said.

Written by caribatubara

February 25, 2009 at 23:59

Jakarta, apbi-icma – Pemrosesan batu bara menjadi gas atau gasifikasi

leave a comment »

Jakarta, apbi-icma – Pemrosesan batu bara menjadi gas atau gasifikasi mulai dilirik untuk mendukung penyediaan bahan baku pupuk kimia agar menunjang intensifikasi pertanian. Teknologi gasifikasi batu bara sebetulnya juga menunjang produksi batu bara cair sebagai substitusi bahan bakar minyak, tetapi sampai saat ini pemerintah belum membuat kebijakan untuk penerapannya.

”Kajian gasifikasi batu bara sudah dilaksanakan dan selanjutnya untuk proses industrialisasinya diserahkan ke departemen lain,” kata Dirjen Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Legowo, Jumat (9/1) di Jakarta.

Secara terpisah, Direktur Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan, teknologi gasifikasi dan pencairan batu bara hingga saat ini sudah dikuasai. Namun, untuk penerapannya mempersyaratkan empat hal yang harus diupayakan pemerintah. Keempat hal itu meliputi kebijakan pemerintah agar mampu menekan harga batu bara untuk pasar domestik, menciptakan jaminan pasar, insentif pajak, dan penyediaan deposit batu bara.

Menurut Unggul, pemerintah dapat mengikuti kebijakan yang sudah ditempuh Pemerintah Afrika Selatan yang sudah memproduksi batu bara cair dan secara efektif menggunakan batu bara di mulut tambang untuk pembangkit listrik.

Menekan harga batu bara domestik, menurut Unggul, dapat dilakukan dengan memilah batu bara dengan kualitas rendah dan tinggi. Harga batu bara kualitas tinggi bisa mengikuti harga pasar internasional dan ditujukan untuk ekspor, sedangkan batu bara kualitas rendah untuk domestik harus ditekan harganya.

Soal jaminan pasar, menurut Unggul, dapat diwujudkan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan listrik dan substitusi BBM. Pemerintah perlu mendorong pengusaha tambang sekaligus menjadi pemilik usaha pembangkit listrik dengan bahan baku hasil tambangnya.

Syarat minimal deposit batu bara untuk pencairan minimal 200 juta ton. Saat ini diketahui deposit batu bara sedikitnya 7 miliar ton.

”Naik turunnya harga minyak bumi internasional saat ini juga menyebabkan pemerintah maju mundur untuk industri pencairan gas,” kata Unggul.

Sumber: Kompas, Monday, 12 January 2009 3:40 PM

Written by caribatubara

February 25, 2009 at 14:54